Romantisme yang tersembunyi, mungkin itu yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan telaga warna. Telaga ini dikelilingi oleh gugusan beberapa bukit  dan masuk dikawasan cagar alam atau balai konservasi, telaga ini didominasi warna hijau agak tua, hijau muda dan gradasi sampai agak coklat, Untuk masuk di lokasi ini pengunjung dapat melewati gerbang yang didesain natural dengan tempelan batu-batu alam, setelah masuk melewati  jalan yang sampingnya dipenuhi dengan bunga hortensia pengunjung dapat memilih jalan lurus yang sudah diperkeras dengan paving blok,  berjalan disisi telaga ini dengan naungan pohon akasia yang mendominasi tepian telaga, aroma bunga mimoza mengharumkan suasana dan menjadi penyegar nafas siapa saja yang berkunjung kesana.

Telaga warna merupakan telaga yang sudah sangat terkenal sejak era jaman belanda,hampir setiap pengunjung yang datang ke Dieng  mewajibkan diri untuk mengunjungi telaga warna ini karena eksotismenya hanya akan dapat dijumpai didataran tinggi Dieng, Telaga warna bersebelahan dengan Telaga Pengilon dan hanya dipisahkan oleh daratan yang menyembul keluar dan ditumbuhi ilalang.

Pengunjung dapat berkeliling dengan jalan kaki melewati  jalan setapak untuk melihat dari dekat kondisi telaga, apabila pengunjung menyaksikan dari dekat beberapa sudut telaga masih ada gelembung-gelembung yang sangat mungkin berasal dari bagian dalam telaga yang merupakan mata air dan sedikit bercampur dengan belerang yang apabila terkena sinar mata hari akan memantulkan cahaya yang berwarna warni, soal penyebab terjadinya warna ini memang masih simpang siur ada juga yang mengatakan bahwa didalam telaga ini terdapat kandungan logam mulia, ada juga yang mengatakan dikedalaman telaga terdapat sulphur yang apabila terkena cahaya akan memantulkan cahaya yang berwarna warni , sedangkan kepercayaan mitos  cerita turun temurun, dulunya air telaga yang bening ini menjadi tempat mandinya Dewi Nawang Wulan, sampai suatu ketika ada kain selendang pelangi yang dipakai para bidadari ini tertinggal dikedalaman dan menjadikan  air yang semula bening tersebut menjadi berubah warna warni hingga sekarang ini.

Telaga warna berada dipinggir jalan besar menuju desa tertinggi di Pulau Jawa yaitu Desa Wisata Sembungan, kalau dari tepi jalan kita tidak dapat melihat keindahan telaga ini karena tertutupi oleh tanaman pagar berupa bambu glagah  dan pohon akasia decuren,udara yang sejuk dan aroma bunga kecil berwarna kuning yang menyembul dari ranting pohon akasia semakin menyejukkan pandangan dan rongga dada.

Telaga seluas lebih dari 39 Ha ini menyimpan banyak cerita nasehat luhur yang patut untuk jadikan pengaya informasi bagi pengunjung seperti adanya beberapa goa yang ada didalam komplek telaga ini seprti goa Sumur, goa Jaran dan goa semar, goa-goa tersebut masih sering dikunjungi orang untuk melakukan meditasi ataupun untuk keperluan lain, sedangkan di dalam goa sumur terdapat air yang sangat disucikan oleh sebagian besar masyarakat Bali yang memiliki keterkaitan keturunan dengan masyarakat Dieng  dan sering disebut Tirta Perwita Sari atau air kehidupan, didalam goa ini memancar aroma harum bunga,akan tetapi tidaks embarang orang bisa masuk ke dalam goa ini kecuali sudah ijin dan diantar oleh juru kunci gunung Dieng.

Banyak pengunjung yang merasa berada ditempat aneh dan merasa berada dibelahan dunia lain ketika berada di Telaga warna, rasa lelah dapat hilang seketika, nafas terasa lega dan pandangan menjadi lebih terang, bisa jadi mungkin karena hampir disuluruh lokasi ini banyak warna hijaunya baik dari dedaunan maupun dari air telaga yang sebagian bergradasi warna hijau agak tua, hijau muda, agak putih dan coklat. Untuk menikmati pemandangan luar biasa pada telaga warna ini lokasi yang paling tepat adalah dari bukit Sidengkeng dan dari Batu Ratapan Angin.